HOTEL DI BALI DIJUAL MURAH…BENARKAH???

Efendy Hamzah
3 min readJun 4, 2021

--

Akhir Mei 2021 ciutan twitter Coconuts Bali : Don’t just book a hotel a hotel room for your next visit to Bali — why not buy a hotel? Di atas judul artikel: “Ratusan hotel di bali ditawarkan online.”

Satu tahun lebih Corona virus melanda dunia. Memporak-porandakan ekonomi dunia dan menjadikan pariwisata dunia berhenti total. Di Indonesia, Bali yang paling terdampak dengan kondisi ini. Sebagai salah satu tujuan wisata dunia, Bali tahun 2019 menikmati kunjungan wisman sekitar 6 juta orang. Hampir 60% perekonomian Bali tergantung pariwisata.

Sejak pertengahan tahun 2020 lalu beberapa website real estate mulai menawarkan beberapa properti hotel dalam daftar penawaran mereka. Tahun ini daftar itu semakin panjang. Beberapa hotel terkenal termasuk di dalamnya.

Jika dicermati dengan seksama, nilai yang ditawarkan termasuk luar biasa. Dalam tahap tertentu angkanya tidak masuk akal. Sebuah property di Legian ditawarkan senilai 6 trilliun. Bukannya angka ini tidak mampu terbeli namun jika dibeli option break even — nya kapan?

Beberapa orang menyebutkan nilai yang ditawarkan hampir seluruhnya di atas harga pasar. Namun ada juga media menyebutkan harga yang ditawarkan discount 50%. Dan cukup banyak yang aktif memanfaatkan peluang ini dengan pertimbangan: “It’s a good time to buy,” kata Chandran V R, managing director of Singapore-based Cosmopolitan Real Estate. Pertimbangannya; buying at a discount; buying under-utilised properties to improve them; or buying properties in strategic locations to grow a brand or platform

Namun menawarkan di atas harga rata-rata pasar adalah sesuatu yang bisa dipahami berhubung tujuan menjual tentu agar segera bisa “memegang” uang yang cukup menghadapi kondisi yang masih tidak menentu dan tentu saja masih bayak kebutuhan lain yang mesti diselesaikan. Sebagian owner lain memanfaatkan waktu ini dengan tujuan bisa menangkup untung. Mumpung trend-nya orang berlomba mencari property murah di Bali. Ini jauh dari realita.

Kenyataan sebenarnya, sangat sedikit transaksi jual beli yang terjadi seperti yang diperkirakan orang. Tidak ada institusi swasta atau grup dan perorangan yang menyatakan sudah bertransaksi. Ini memang bukan transaksi murah.

Howart HTL dalam Market Report Bali, memaparkan penurunan tajam “Hotel-Branded or Hotel-Managed Investment” dan memperkirakan ini akan terus belangsung sampai pasar turis internasional dibuka kembali

Sangat jelas jika owner dengan cash flow terbataslah sangat tertekan dengan kondisi ini. Properti tetap mesti membayarkan biaya listrik, gaji pegawai dan pemeliharaan lainnya. Dan owner yang punya kewajiban perbankan mesti melakukan restrukturisasi kembali hutang dengan berbagai syarat dan ketentuan yang baru. Bank tak akan mengelola properti itu bukan model bisnis mereka. Opsinya jika owner tetap tak mampu membayar kewajibannya, tentu saja menawarkan ke pihak yang berminat membeli atau melalui lelang (yang sangat kecil kemungkinannya). Karenanya sangat kecil kemungkinan sebuah properti yang memiliki kewajiban hutang akan dilepas dengan harga murah. Bank tentu akan terlibat dalam proses ini dan sangat jelas akan mementingkan kewajiban debiturnya terselesaikan terlebih dahulu.

Lalu bagaimana kedepannya? Tak ada yang bisa memastikan. Jika kondisi ini berlalu Bali akan muncul kembali dengan kondisi yang mungkin berbeda. Mari berharap agar kondisinya lebih baik.

Yang terjadi sekarang adalah beberapa properti memutuskan saatnya menjadi “independent” sebagian mengganti “brand”, beberapa yang lain memutuskan “tidur panjang” sampai pesawat pesawat luar negeri mendarat lagi di Ngurah Rai membawa kembali mereka yang rindu dengan Bali. Jumlahnya banyak. Itulah mengapa Bali setia menunggu…..

--

--

Efendy Hamzah
Efendy Hamzah

No responses yet